MENCOBA UNTUK LEBIH BAIK

Minggu, 25 Januari 2009

MANCING MANIA


Mancing : Kenali Gejala Alam Saat Mancing di Kepulauan Seribu

Kalau kita pergi memancing di Kepulauan Seribu, kita bisa mengandalkan pawang ikan atau nelayan yang bisa mengantar kita ke tempat yang banyak ikannya. Tapi, tidak ada salahnya apabila kita juga mengetahui tanda-tanda alam yang berkaitan dengan keberadaan ikan di laut.

Di Jaman serba canggih ini, mencari tempat yang banyak ikan memang tinggal memakai fishfinder. Meski begitu, keberadaan ikan di laut, sangat berkaitan dengan gejala-gejala alam. Jadi tak ada salahnya kan kalau kita mengetahui tanda-tanda alam.

Gejala alam yang paling mudah dilihat di laut berkaitan erat dengan keberadaan ikan adalah burung. Apabila di sebuah lokasi di laut banyak burung yang beterbangan mencari mangsa berupa ikan, itu berarti di lokasi tersebut banyak ikan yang menjadi mangsa burung-burung tersebut.


Kita jangan berpikir bahwa hanya ikan kecil yang ada. Hukum rantai makanan yang berlaku adalah ikan kecil menjadi makanan ikan yang lebih besar. Kalau misalnya ada ikan kecil yang menjadi pangsa burung dan ikan besar.

Konon, di tempat yang banyak beterbangan burung-burung pemasang ikan, pemancing sering mendapatkan ikan tuna besar atau marlin. Memancing dengan teknik trolling diperlukan di sini.

Kalau kita juga menemukan ada sampah kayu yang mengapung di tengah laut berupa batang pohon. Biasanya batang pohon yang hanyut dan mengapung di laut suka membawa plankton-plankton kecil. Plankton-plankton ini merupakan makanan ikan kecil.

Seperti disebutkan sebelumnya, kalau ada ikan kecil, sesuai hukum alam, berarti di situ ada ikan besar seperti ikan Lemadang, yang menanti mangsanya berupa ikan-ikan kecil. Di lokasi memancing ini, kita membutuhkan teknik trolling.

http://www.terangi.or.id/images/pictures/reef.jpg Keberadaan Terumbu Karang di tengah laut juga menjadi faktor yang harus diperhatikan. Di dalam karang banyak tumbuh biota-biota dan rumput- rumput karang yang menjadi rumah ikan. Ikan-ikan kecil biasanya banyak mencari makan dan berlindung di lokasi yang berkarang.

Sebagai lokasi persembunyian ikan-ikan kecil maka di sekitar karang menjadi stok makanan bagi ikan-ikan besar maupun ikan predator. Memancing di daerah yang banyak terumbu karangnya, memang menjanjikan. Namun bagaimana kita mengetahui kalau di suatu daerah banyak karangnya?

Jauh sebelum ada alat berteknologi canggi semacam depth sounder, fish finder maupun Global Position System (GPS) para nelayan hanya melihat ombak yang di permukaan air. Setelah mereka menduga ada karang di bawah dengan panduan ombak, merekapun lantas menurunkan timah pemberat dan mengalisa struktur apa yang ada di dasar. Cara ini oleh nelayan disebut dengan nama ngelot.

http://filaman.ifm-geomar.de/images/species/Epcoi_u4.jpgTanda alam yang menjadi lokasi ikan yang keempat adalah tubiran laut (drop off) dasar laut dari yang plat tiba-tiba kedalaman mendadak ke dalam atau seperti jurang, di sinilah merupakan lokasi ikan. Banyaknya ikan di lokasi ini arus laut yang membawa plankton naik ke atas sehingga sehingga mengundang banyak ikan kecil di lokasi tersebut dan ikan kecil menjadi perhatian ikan besar.

Layaknya sebuah di daratan, struktur dasar lautan ada yang menyerupai gunung, jika ada lokasi tersebut para penggila pancing menyebutnya dengan nama sea mount reef. Lantaran arus tertahan oleh gunung sehingga arus naik membuat arus yang membawa plankton meimpah di sana, sehingga ikan di sana banyak.

Selain tertahannya arus, gunung di tengah laut juga menyuburkan karang-karang yang menjadi rumah ikan. Jadi mancing di seamount reef tentu saja lebih menjanjikan dibanding lokasi lain. Bahkan ikan yang di dapatpun lebih variatif seperti ikan dasar dan ikan pelagis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar